Friday, June 16, 2006

Riding the Bullet (2004)
Director : Mick Garris
Writer : Stephen King & Mick Garris
Alan Parker (Jonathan Jackson) adalah seorang mahasiswa seni tipikal yang rnenyukai hal-hal yang berbau kegelapan dan kematian. la sering, berandai-andai bagaimana jika ia mati nanti dan bagaimana orang-orang terdekatnya menangisi kepergiannya, terutama kekasihnya, Jessica (Erika Christensen). ,
Tidak disangka sang kekasih memutuskan hubungan mereka tepat di hai-i ulang tahunnya. Tentu saja hal itu dilakukannya untuk memberi surprise party untuk Alan. Namun sang cowok sudah keburu down dan memutuskan untuk melakukan uji coba bunuh diri di bak mandi dengan cara menyilet nadinya (dengan ditemani ganja). Tepat saat itu, "Surprise!", gerombolan temannya menerobos masuk kamar mandi dengan kue ulang berlilin.
_^_i:._ Y 1: ;::~ .. j ~ ~ ..., v+..-.... '~i.uella gal uil ITici&nlkan kai Glttl kaget. la pun
6ari«. Sang c;cweic, iileslapun mera6a kasihan, memutuskan untuk break sementara dari hubungan mereka untuk memberi Alan pelajaran. Hadiah ulang tahun tetap diberikan, yaitu dua tiket menonton konser The Beatles.
Ketika Alan tengah bingung akan mengajak siapa ke konser itu, datang kabar bahwa di kota lain ibunya (barbara Hershey) terkena stroke dan diopname. Khawatir akan nyawa ibunya, ia pun merelakan tiket konser itu kepada teman-temannya dan memutuskan untuk pergi ke tempat ibunya deagan cara hitchhiking.
' Dalam proses hitchhiking inilah ia menemui kejadian-kejadian yang seolah-olah akan mengantarkannya kepada kematian yang sesungguhnya. la menumpang seorang hippie yang ugal-ugalan di jalan raya dan tiiaak peduli nyawa sendiri dan orang lain, lalu seorang kakek yang sangat tua yang tampak seperti akan mati begitu saja karena serangan jantung saat menyetir, dan seekor serigala. Anehnya pada saat-saat demikian ia merasa sangat takut mati, tidak seperti ketika ia akan menyayat nadinya sendiri.'
Petaular.gar. hitchhikingnya berlaniut ke sebuah pemakaman, sebuah taman ria, dan sebuah mobil tumpangan la-Ir.nya dimana ia menyadari bahwa sang pengendara, George Staub (David Arquette) sudah mati. Klimaksnya si mati pun kemudian mengajukan dua pilihan kepadanya, "Since you wanna die so much, I'll give you a choice, choose between your life and your mother's."
Pilihannya sendirilah yang kemudian menvadta:karr Alan bahwa kematian itu
tidak indah ataupun keren dan walaupun ia sering berangan-angan meiakukan hal yang
luar biasa, kenyataannya la hanyalah anak penakut yang ketika remaja saja tidak berani
menaiki wahana roller coaster Riding the Bullet di taman ria terdekat.
Moral film ini cukup dalam, namun dapat dikemas dalam gaya yang kocak meskipn genre yang sebenarnya adalah horror (sesuai dengan bukunya yang ditulis oleh Stephen King). Penggambaran alter ego Alan sangat manusiawi (tidak tipikal seperti angel dan demon alter ego sinetron-sinetron Indonesia) dan mengundang tawa, begitu pula dengan penggambaran dewa kematian Grimm reaper yang seolah-olah memandang remeh nyawa manusia. Harga nyawa manusia memang relatif, bisa tak terharga atau tak berharga, tergantung dari sudut pandang siapa. •
Anggapan Alan bahwa kematiannya akan menjadi hal yang luar biasa ya_r.g menimbulkan impact pada orang-orang sekitarnya saya rasa banyak diangan-angankan oleh orang-orang galau (atau sok galau) lainnya. Memang sifat dasar manusia untuk selalu membutuhkan perhatian, terutama di saat ia sedang down atau dikecewakan. la tidak berpikir bahwa impact yang akan ia timbulkan pada orang-orang di sekitarnya itu adalah kesedihan.
Hal itu yang Alan sadari saat ia harus memilih antara nyawanya dan nyawa ibunya. la sangat menyayangi ibunya namun di sisi lain ternyata ia juga tidak serius, ingin mati dan masih ingin melakukan banyak hal dalam hidupnya, d'an ia tahu bahwa ibunya juga menginginkannya menjadi orang yang sukses. Dan ia pun menyadari bahwa ia harus membuat pilihan seperti itu adalah konsekuensi dari tindakannya sendiri yang tidak bertanggung jawab (ia berpikir apakan mungkin ia berhalusinasi akibat ganja, atau ini adalah benar-benar hukuman Tuhan akibat percobaan bunuh dirinya)
Film ini akan menghibur penonton sekaligus membuat mereka berpikir bagaimana jika mereka dihadapkan pada pilihan seperti saat itu. Kebanyakan orang tentu sayang pada ibu mereka namun juga sayang pada nyawa mereka sendiri, walaupun mereka serina melupakan hal-hal tersebut karena haus perhatian, atau ingin predikat 'keren. dark, ygothic, sidestream, galau' dan predikat-predikat tidak penting lainnya. Hidup ini indah, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home