Friday, June 16, 2006

Memoirs Of A Geisha
by Mischa Guzel Madian
( Spoiler Alert! Harap tanggung sendiri akibatnya... )
Baru sekitar sebulan yang lalu gue tamatin novel ini, buka koran, eh ternyata ada review filmnya. Memori gue masih fresh banget, dan gue ngerasa novelnya emang enggak terlalu spektakuler. Kisah cinta berlatar Jepang, kehidupan malam, dan perang. Titik. Setengah Plan, baca aja, gue yakin lo semua udah bisa nebak endingnya, ya masa sih cerita dari Chiyo yang menderita terus berakhir menjadi Sayuri yang tragis? Bisa ditebak, nih novel lumayan ngehype karena penulisnya orang bule lulusan Harvard yang ngedalemin budaya Jepang~.' Tapi, ya itulah, ceritanya hambar dengan kejutan yang kurang kena. Tapi dibalik itu, ngerti juga nih apa sih yang namanya Geisha itu, bukannya ngeres, tapi selama ini di benak, gue ( n mungkin lo juga ) kan ga jauh jauh dan "belut masuk gua" ( pengandaian yan~
menarik, Mameha-san! ). Dan gue jadi bisa bayangin gimana keadaan malam kota-kota d~ l

Jepang, pasti rame tuh, dimana rumah teh dan geisha menjadi hiburan pilihan.
Tapi sayang sekali, semua bayangan dan harapan gue tentang novel yang biasa aja ini tetapi menjadi menarik karena mengupas sisi lain geisha, hancur di tangan Rob Marshall. Sialnya; dia malah terlalu lama menyorot persaingan Hatsumomo-I abu dengan Mameha-Sayur4I sampai-sampai adegan proses terbakarnya Okiya Nitta terasa terialu laambaaaaaatt>
S
Bukankah persaingan karena in', dengki, dan harta sudah banyak dirilis dengan berbagat .

macam judul lain? Tidak perlu meng-Hollywood-kan action scene tersebut, toh bukan itu kok
>
rasanya yang dicar:. Adegan-adegan seperti perjalanan Sayuri dan rumah teh ke famah teh;;
suasana berbagai rumah teh, dan peibedaan keadaan antara pra dan pasca perang ;kurang. terasa. Ambii contoh, di novel, minimal gue ngitung ada 4 rumah teh yang sering disebut;
1f
dari yang besar dimana Sayuri sering -bertemu Kolonel sampai tempat kunuh tempt pertemuan Sayuri dengan Dokter Kepiting. Kok rasanya settingnya itu-itu aja, :kurang mengeksplorasi "panggung".dimana geisha "menjual" dirinya.
Bisa dilihat lagi dari keadaan Gion ( bagian-kota dimana banyak Okiya dan rumah teh ) yang
.
hanya sekelabat masuk frame, dan terasa kurang Jepang. Malah, ketika keadaan pasca perang


dan tentara An~erika masuk, bayangan gue sama hasil di film agak melenceng. Di novel; disinggung bagaimanatelah-menjadi kurnuhi;ya Gion yang dulunya elok dan anggun: Dimana;

cahaya -rumah teh buat ielaki berduit -bak cahaya lampu buat laron: Feel -rarnai; megah,
anggun, dan mistik dari Gion sama sek,ali_ tidak tertangkap: Kurangnya-penggarapan set
di masa jaya tidak memberikan efek kontras setelah Jepang kalah perang. Kok lebih kelihatan
"seru" pas tentara amrik masuk _ya? Apa Rob Marshall memang -sebangga itu atas;
kemenangan Amerika-setelah mengebom habis Hiroshima dan Nagasaki? Lagu - lagu swinA
.
lawasaemaeam:Erank Sinatra_amat_sangat tidak z-oc.Qk.menggambarkan:k.esusahan:keadaan;`
individu-kebanyakan Geisha yang terpaksa ' gantung kimono " dan. menjadi buruh pabr.iO'
Fokus di novel adalah betapa beruntungnya Sayuri dan Mameha bisa selamat dari perang ark `
hidup nyaman bila dibandingkan dengan rekan Geisha mereka, bukan pesta kernenangan tentara Amerika di Gion.
Plus, pelengkap=pelengkap seperti kimono clan -riasan lagi-lagi kurang diperhatikan, padahal
.
sang novelis bisa menjabarkan tiap lekuk indahnya kimono sampai I halaman.penuh! Boro"% boro, di filmnya aja, kimononya nyaris tidak pernah terlihat, hanya bagian tengkuk dan dada
.,
saja. Sinematografi yang kurang bagus bisa di_jadikan kambing hitam, mungkin costume; designer sudah susah payah menjabarkan tiap kimono yang ada, tapi kelihatannya kerjanya;
,
sia-sia, toh kimono terlihat biasa aja karena pengambilan angle yang kurang tepat. Dan gue kira itu juga kok, alasan feel Gion menjadi hambar. Catatan tambahan buat Rob, lagu-lagu`t pengiring adegan juga masih terasa terlalu barat. Gue kaya denger lagu barat di remix' memakai alat musik Jepang. Malah kadang -terlalu oriental hingga seperti dipaksakan darfi
:
:
.
:
Ironisnya, akibat penggarapan yang kurang, pandangan gue soal geisha tidak banyak berubah
.
setelah menonton film, tidak heran banyak orang Jepang ash yang mengumpat karena budaya mereka di gagahi dua orang bule. T'unjukin dong nilai seni dari seorang geisha, nilai budaya; proses Mizuagc~ ( lelang keperawanan ) dan persaingan tawar menawar Dokter Kepiting dengan Kolonel, bukan hanya adegannya. Juga proses diangkatnya Sayuri menjadi anah Okiya Nitta, bukan adegan emosi Hatsumomo. Dan tunjukin perjuangan Sayuri bertahart
hidup di rumah pembuat kimono, bukan hanya menunjukan adegan klise cinta Hollywood dr .; `
akhir. Sekarang gue jadi semakin bingung membedakan geisha dan whore. Padahal Arthu~ Golden telah membantu bayangan pembacanya, kan sayang citra geisha menjadi luntur gara+ gara Rob Marshall.
Casting.yang ( katanya ) bermasalah karena pemilihan aktor-yang non-Jepang tidak menjadi masalah buat gue. Cuma, kok rasanya kecantikan Sayuri ( diperankan oleh Zhang Ziyi ) kalah\'
malah menyentuh lagu Cina.

ya dengan Hatsumamo ( Gong D }, iunmm, apa karena selera gue? Hehe. Acting Ziyi, Li ,
dan Michelle Yeoh ya-ng mennerankan iVfarneba lebih dari cukup, feel yang gue dapet dart .
-novel kental terasa di mereka bertiga, tapi mungkin make-up dari Michelle Yeoh harus ie6ilii .
memperlihatkan perbadaan urnur yang tidak teriaiu jauh dengan Hatsumamo dan Sayua-i, -yaR
.
Yeoh memang telah "berusia". Dua jempol buat Si::uka Ohgo, pemeran Chiyo yanIt menggetnaskan. Bisa jadi the-next Zhang Ziyi nib. Andai saja Ken 'YVatartah.e lelaih.misterius, .tolcoh. Kexua yang di.idarn-idamkan. «leb.. Sayuri_ -lebi)t masuk mengacu pada nc3vehaya;
l
Watanabe -disini terlihat terlalu _riang; ~ian keseringan terscnot kamera, sosok Ketua menjadt .

pudar, hanya terlihat -sebagai Qrang : "tua yaffg doyan>-datm muda. Padahal aura Watanabe di,
.
film Last Samurai gue rasa udah cocokbanget memeranlean Ketua.
Akhir kata, gue cuma bisa•menyesal telah membaca terlebih dahuIu dan langsung menonton, coba kalo gue udah •agak Iupa sama noveInya, film Memoirs Of A Geisha dapat menjadi ,tontonan ringan bergenre drama-einta standar yang berfungsi sebagai pembunuh wak~tu d>r
.
kos.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home