Friday, June 16, 2006

"Dogville"

Yang sangat menonjol dalam film ini adalah setting teater dengan wujud bangunan yang digambarkan tidak nyata. Lars Von Tiers memberikan kebebasan kepada penonton untuk berimajinasi tanpa batas.
Film yang mengambil setting tahun 1930an ini menggambarkan bagaimana sifat egois menguasai semua manusia. Dengan dalih melindungi Grace Margaret Mulligan (Nicole Kidman) yang sedang sembunyi dari suatu pengejaran, semua penduduk yang tinggal di Dogville (kota kecil di Colorado dimana dia terdampar) mengeksploitasi Grace tanpa merasa bersalah. Saat Grace baru tiba di Dogville, dia harus berusaha keras untuk mengambil hati para penduduk agar diizinkan tinggal di situ dengan bantuan Tom (Paul Bettany) yang menemukan Grace juga merupakan orang di Dogville yang sedang memikirkan merubahan terhadap kotanya yang menurut dia Dogville terlalu tertutup terhadap lingkungan diluar Dogville. Terlihat bahwa mereka tidak percaya dan memiliki kecurigaan pada orang baru yang datang ke kotanya. Pada awalnya pengeksploitasian ini belum terlihat, bahkan sikap para penduduk terlihat adil sampai petugas kepolisian datang untuk menempelkan pengumuman tentang berita kehilangan orang yang lalu berkembang menjadi berita pencarian.
Saat Grace sudah merasa tidak tahan dengan segala perlakuan penduduk kepada dirinya, dia berusaha kabur dengan meminta bantuan Ben yang dia kira dapat dipercaya. Ternyata dugaannya salah. Usaha kabur gagal, penduduk pun menjadi marah sehingga dia semakin "siksa". Di akhirnya tersimpan kejutan yang tidak disangka-sangka. Pemikiran Tom terbukti bahwa penduduk Dogville tertutup terhadap lingkungan diluar kotanya. Setiap penduduk yang terlihat lugu dan masih kecil sekalipun didalam hatinya penuh dengan kenistaan yang menyatu dengan jiwanya.
Film berdurasi panjang (kurang lebih 3jam) ini butuh konsentrasi yang besar karena selain settingnya yang terkesan flat, di sini back sound dan soundtrack yang biasa digunakan dalam film-film pada umumnya tidak ada. Mungkin akan merasa bosan menontonnya tapi hebatnya, tanpa soundtrackpun dapat mempengaruhi emosi yang menontonnya. [ariantia]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home