Friday, June 16, 2006

Mainstream dan Sidestream
di Hong Kong dan Cina
Disusun untuk memenuhi tugas akhir Kine Klub LFM
(Liga Film Mahasiswa)
Penyusun :
Muhammad Ismail Aji
13203111
Liga Film Mahasiswa ITB
Bandung
2004


Film merupakan salah satu bentuk penyaluran ide-ide manusia. Cita rasa seni dan pandangan terhadap suatu hat tertentu dituang ke dalam film. Melalui film, orang dapat memberikan semua ide-idenya yang tidak bisa la salurkan ke bentuk lain. Orang dapat sekadar mengetahui ataupun dapat terpengaruh oleh ideide tersebut.
Film juga dapat dipakai sebagai sarana politik clan propaganda, himbauan/ ajakan, pembelajaran, sosialisasi, aksi protes, memberikan doktrin-doktrin, clan masih banyak yang lainnya. Seiring den-an berbagai fungsi film tadi, maka tujuan orang membuat film pun bermacam-macam. Ada film yang dibuat untuk memenuhi kepuasan pribadi atau pun untuk diperlihatkan kepada publik.
Film sudah menjadi salah satu bagian dari budaya hidup manusia. Film dan kehidupan merupakan dua bagian yang yang saling mengisi. Bagian dari film merupakan cerminan dari kehidupan, begitu pula sebaliknya film telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Budaya suatu negara sangat berpengaruh besar ke film. Oleh karena itu ciri khas film di setiap negara berbeda.
Amerika misalnya, industri film di sana sudah sangat maju dan pembuat film sangat banyak sekali. Oleh karena itu di negara tersebut film harus bisa dibuat uang. Jadi film yang banyak dibuat di negara itu adalah film vang bersifat komersiL Negara-negara lain di Eropa misalnya, jenis filmnya banyak dipengaruhi oleh aliran lukisan yang dominan di negara itu. Di Per ncis, kultur filmnya adalah film yang berjenis Surealisme. Jerman menganut aliran Impresionisme dan new wave realisme. Sedangkan Italia menganut aliran neo-realisme. Sernua kultur itu berasal dari se jarah, politik, budaya, dan ekonimi suatu negara. Oleh karena itu hubungan film dengan budaya clan karakteristik suatu bangsa sangatlah erat.
Kultur film yang telah ada di suatu negara menjadikan adanya pakempakem tertentu yang menentukan standardisasi suatu film. Apabila orang hendak menibuat film di suatu negara _yang akan diperlihatkan dan dipasarkan kepada publik, maka film itu harus mengikuti pakem-pakerl yang bertaku. Hai itu din-mksudkan agar film van- dia buat dapat diterima masvarakat secara luas. Tentu apabila masyarakat dapat menerinzanya secara luas maka keuntungan yang dia peroleh akan semakin besar.
Film telah menjadi sebuah industri besar yang diany~gap membawa keuntungan. Banyak sekali jumlah film yang diproduksi per tahunnya. Industri ini sudah dibangun sejak lama sekali sehingga struktur industri di negara mi sudah kuat. Terbangunnya sebuah industri film tersebut telah membuat sebuah kemapanan. Kemapanan dalam arti 'standar' yang harus dipenuhi sebuah film agar film tersebut layak untuk dipublikasikan. Standar di sini bukan standar yang jelas clan tertulis tetapi lebih bersifat abstrak. 'Standar-standar' tersebut berbedabeda di berbagai negara, tentu kembali dipengaruhi oleh budaya negara tersebut.
Akan tetapi, tidak semua orang mau menerima kemapanan tersebut. Standar-standar yang ada dianggap membatasi kerativitas mereka. Akhirnya banyak orang yang membuat film dengan tidak mempedulikan 'standar-standar' yang ada. Mereka tidak mementingkarn pen jualan film mereka tetapi mereka hanya mengikuti apa yang dia mau, menuangkan ide-idenya secara bebas ke dalam film tersebut. Orang yang menonton juga menjadi bosan apabila dia terusterusan menonton film yang secara garis besar hanya sama clan berkisar di sekitar `standar'. Film-film yang berkisar hanya mengejar 'standar' untuk dapat dipublikasikan kepada masyarakat bisa juga disebut mainstream, sedangkan filmfilm yang tidak mengindahkan 'standar' tersebut clan tidak mengejar publikasi clan popularitas dapat disebut sebagai sidestream.
Mainstream clan sidestream di setiap negara pastilah berbeda-beda. Karakteristik tersebut dipengaruhi oleh budaya yang membentuk terbangunnya industri film. Esai ini akan membahas mei.genai karakteristik mainstream clan sidestream di negara Hong Kong dan Cina daratan. Industri film negara tersebut sudah sangat maju. Industri tersebut sudah terbangun sejak puluhan hampi ratusan tahun yang lalu. Film-fiim yang diproduksi di sana juoa memiliki ciri khas tertentu yang meir_bedakan dengan film produksi negara lain. Namuri yang akan dibahas adalah perbedaan mainstream dan sidestream di Hong Kong.
Mainstream berarti alur utama atau sesuatu yang umum. sesuatu yang cenderung digandrungi banyak orang, sesuatu yang cenderlIng banyak dibuat sesuatu yang telah biasa, populer, standar, serta selera dan kebiasaan umum
masyarakat. Mainstream dapat juga berarti sesuatu yang telah menjadi industri dan banyak dibuat orang.
Sidestream bersifat sebaliknya, sidestream adalah sesuatu yang tidak umum, eksperimental, tidak biasa, berbeda, aneh, sedikit yang menyukai can membuatnya, tidak populer clan tidak terlalu bersifat industri (hanya skala kecil). Sidestream dapat juga disebut sebagai anti-kemapanan atau beberapa orang menyebutnya underground.
Film-film sidestream terbentuk akibat tidak bebasnya seseorang dalam berekspresi dalam membuat suatu film. Dia terpaksa harus mengikuti aturan begini-begitu, demi untuk mengejar target pasar. Orang yang yakin akan idealisme filmnya biasanya akan berani mendobrak kemapanan, mendobrak pakem-pakem yang berlaku, berani menggagas ide-ide orisinal dan segar, clan bebas berekspresi sesuai kehendaknya. Dia tidak lagi mengejar target pasar dari filmnya itu.
Film sangat berkaitan erat dengan industri. Industri akan mempengaruhi ekonomi negara tersebut. Sistem ekonomi dunia kini cenderung bergerak ke arah perdagangan bebas, clan sistem ini sudah mulai masuk ke Hong Kong clan Cina terutama Hong Kong karena bekas jajahan Inggris. Sistern ini memungkinkan bagi negara mana pun untuk menjual baran-nya kepada seluruh dunia. termasuk film. Pemasaran film pun akan semakin luas ke seluruh dunia. Nannm dengan sistern seperti ini, berarti negara yang banyak memiliki modal berarti akan menguasai pasaran dunia (kapitalisme). Kenyataannya, Amerika yang memiliki industri fim yang bermodal besar-besaran, Amerika-lah yang kini yang menguasai pasaran film dunia.
Ini berarti sistem ekonomi negara ikut mempengaruhi terhadap pembuatan film. Film dipandang sebagai industri akibat dari pengaruh sistem kapitalisme. Akhirnya, tujuan penibuatan film hanya untuk dijual saja. yang akan n,engurangi nilai-nilai dari film itu sendiri.
Istilah film mainstream dan sidestream. merupakan dua istilah yang t1dak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Salah satunya tidak bisa berdiri secara mandiri. Kedua hal itu juga saling mempengaruhi satu sama lain. Film sidestrean~
terbentuk akibat adanya 'standar' yang membatasi film. 'Standar' tersebut telah didobrak oleh sidestream. Sidestream cenderung selalu mempengaruhi mainstream. Sidestream berfungsi sebagai penyeimbang mainstream. Mainstream pun akan selalu berubah karena manusia selalu berubah. Perubahan itu dipengaruhi oleh sidestream.
Dilihat dari unsur- unsur yang membangun sebuah film - seperti tema, alur cerita, karakter/tokoh, dll. - banyak terdapat perbedaan antara film mainstream dan sidestream. Perbedaan unsur-unsur itulah yang membuat film tersebut disebut mainstream atau sidestream. Tentu saja ciri khas ini dipengaruhi juga karakteristik negara Hong Kong dan Cina.
Dari segi alur atau plotting, buku Layar Kata mengkategorikan alur menjadi empat. Yang pertam.a alur tiga babak (3 act) yang bisa berkembang jadi sembilan babak (9 act). Babak pertama pengenalan masalah, kedua konflik atau puncak masalah, dan penyeiesaian. Yang kedua alur linier, yakni alur yang datar, bisa dibilang tidak ada pengenalan masalah, konflik, dan penyelesaian. Yang ketiga, alur mozaik, yakni alur yang dibangun dengan beberapa potongan kejadian atau gambar yang berbeda namun membentuk suatu kesatuan. Yang terakhir, alur eliptik, adalah alur yang tidak lengkap, atau alur yang tidak sempurna, bisa tanpa ada penyelesaian, atau tanpa ada pengenalan masalah, d1L Sedangkan berdasarkan pergerakannya, alur ada tiga jenis : alur maju, alur flashback, dan mundur.
Alur yang umumnya dipakai adalah alur tiga babak. Film mainstream menggunakan alur ini. Yakni meniakai pengenalan masalah, konflik, dan penyelesaian. Jenis alur yang lain jarang dipergunakan, karena alur tersebut akan membosankan bagi penontonnya, ataupun menjadi sulit dimengerti banyak orang. Alur mundur juga sangat jarang digunakan. Film sidestream ada yang mengy~unakan ini. Alur yang banyak dipergunakan adalah alur maju adarn flashback.
Bila kita menonton film Wong Kar Wai yang beijudul Davs Of I3eing Wild (1990), kita akan merasakan alur yang lambat. Tidak ada kejelasan mana bagian pengenalan masalah, puncak masalah dan penyelesaian masalah. Penyelesaiannya dibuat mengambang. Film ini dapat dikategorikan menggunakan alur linier atau
datar. Alur ini hanya mengisahkan kisah hidup satu tokoh dalam kurun waktu tertentu tanpa ada latar belakang yang kuat mengenainya. Di akhir cerita juga ada satu adegan Tony Leung Chiu Wai yang sedang bersolek tanpa ada hubungan apapun dengan inti cerita. Tidak ada latar belakang yang jelas mengenai adegan ini. Film ini dapat dikategorikan sebagai film sidestream.
Alur yang agak membingungkan juga bisa kita lihat di film Hero karya lhang Yimou. Film ini menggabung-gabungkan beberapa cerita dengan konsep flashback dan dapat digolongkan alur mozaik. Film tersebut menceritakan beberapa kisah yang berbeda, kadang bertentangan tetapi membentuk satu kesatuan yang utuh.
Kita bandingkan dengan film mainstream karya John Woo seperti Hard Boiled yang mencapai sukses di pasaran. Alur yang dibangun begitu dinamis, ritmis, dan sistematis sehingga penonton enak mengikutinya, tidak akan bosan seperti kita menonoton Days Of Being Wild. Di film itu juga semua dijelaskan dengan hukum sebab-akibat. Kita dapat mengerti mengapa tokoh yang diperankan Tony Leung dari jahat menjadi baik, juga tokoh-tokoh lainnya.
Bila kita melihat film-film action maupun drama Hong Kong, pastilah kiata banyak mengambi) kesamaan di dalamnya. Semua itu banyak bercerita mengenai gangster, kekerasan, d1L Selain itu akhir cerita kebanyakan sad ending. Contohlah Infernal Affairs yang menceritakan polisi yang menyamar menjadi gangster, melawan seorang gangster yang menyamar menjadi polisi. Mirip dengan cerita film Hard Boiled yang menceri+.akan mata-mata polisi di gangster. Akhir kedua cerita juga sama, salah satu tokoh utamanya mati-kebetulan di kedua film itu yang mati adalah Tony Leung (mungkin karena wajahnya yang simpatik)
Ide cerita adalah hat utama yang menjiwai suatu film. Ide cerita dapat membedakan suatu film dengan film lainnya. Film yang menyampaikan ide cerita yang berbeda, orisinal akan lebih dihargai oleh masyarakat. Seperti telah dijelaskan. ide cerita film mainstream Hong Kong biasanya ,tandar saja, seputar polisi. 'aangster, jahat lmvan balk, d1L Bandingkan dengan film sidestream Raise The Red Lantern karya Zhang Yimou. Film itu menceritakan seorang perempuan
yang putus asa tidak bisa melanjutkan kuliah akhirnya menjadi seorang istri simpanan ke-4 dari seorang bangsawanm yang kaya raya. Ide seperti ini tentunya sedikit sekali orang yang memikirkan. Film ini sungguh sangat berbeda dari film yang lain.
Penokohan juga mengambil posisis yang sangat penting dalam film. Karakter yang ditampilkan film-film mainstream biasanya orang yang karakternya biasa. Apakah itu baik, atau jahat, bisa kita rasakan dalarn kehidupan sehari-hari. Contohlah film yang menceritakan tokoh legendaris Wong Fei Hung, Once Upon a Time In China yang dibuat banyak sekuelnya. Di semua filmnya, karakter Wong Fei Hung begitu-begitu saja, tidak mengalami perubahan. Dia jago silat, guru yang bijak, baik, dan penyayang.
Sedangkan tokoh dalam film sidestream biasanya orang-orang yang jarang kita temui sehari-hari. Dia tidak baik atau jahat, sering mengalami konflik kepribadian atau pencarian jati diri. Karakternya bisa saja berubha drastis di tengah film, atau bahkan dari sejak awal dia tidak punya karakter dengan kata lain krisis kepribadian. Bisa kita lihat di film The Emperor and The Assassin karya Chen Kaige, tokoh raja Qin di film tersebut dapat kita rasakan drastis perubahannya. Dahulu dia bersifat arif dan berhati-hati dalam bertindak walaupun agak kejam karena bermaksud menyerang kerajaan lainnya di Cina tetapi memiliki misi mulia yaitu menyatukan Cina. Namun semenjak dia tahu bahwa ayahnya berasal dari kerajaan Zhao dan dibunuh di depan matanya sendiri, dia seperti kehilangan hatinya. Dia mengkhianati janjinya kepada kekasihnya (diperankan oleh Gong Li) dan dengan sadis membantai rakyat Cina di kerajaan lain, termasuk Zhao.
Masih banyak lagi ciri khas yang membedakan !film mainstream dan sidestream. Masing-masing jenis film memiliki ciri khas masing-masing yang membedakan satu dengan lainnya. Berikut ringkasan perbedaannya :
o Film-film mainstream mengandung ciri-ciri antara lain :
Market oriented (mengacu kepada pasar)
Ide cerita umum
Film dibuat sebagai industri
• Bertujuan menghibur penonton
Membutuhkan modal yang besar
Bintang film yang dipakai menjadi hal penting
Promosi besar-besaran
Tema yang umum/universal
Cerita clan alur mudah diikuti penonton
Karakter yang ada di film tersebut biasa
Sasaran penonton jelas
o Film sidestream memiliki ciri-ciri :
Bertujuan menyalurkan idealisme, kreativitas (idealism orinted) secara bebas
Tidak terpatok aturan-aturan umum
Modal tidak tentu, bisa disesuaikan
Penontonnya tertentu, tidak banyak orang van- suka
Promosi terbatas
Ide cerita beda atau aneh
Mengandung gagasan tentang pandangan hidup, protes atau politik
• Karakternya tidak biasa, mengalami pencarian jati diri
Satu hal lagi yang tidak bisa dilepaskan dari film adalah apresiasi
masyarakat atau para kritikus film. Apresiasi adlah hal yang sangat penting.
,,. - , , ~ .,,. - ~=_... i~ctlGil~i tanpa adanya aIJ1C~ia51, balk 11U UubUs ataupiiii jci~cn, Sc,U--Udti~ti i1,iiu iiua~
dapat dikatakan sebagai seni. Karena seni selalu memiliki nilai-nilai. apakah itu bagus atau jelek.
Apresiasi dunia terhadap film amatlah ban_y-ak. t.ihatlah ajang perlombaar~ film paling tinggi, Academy .4-wards atau Piala Oscar. Golden Globe Awards, ataupun penghargaan lokal seperti Hong Kong MoN ;e Awards, Festival Finn Indonesia, d1L Ada juga perlombaan dalam bentuk festival seperti Festival Film Cannes di Perancis, Berlin Film Festival. dll.
Film yang kualitasnya balk- belum tentu akan mendapat sukses di pasaran . begitu pula sebaliknya, film yang sukses di pasaran belum tentu balk. Film-film
mainstream yang hanya mengejar 'standar' pemasaran memang sukses di pasaran tetapi bila kita lihat di situs imdb.com, rating film-film tersebut biasanya kuarang ba;,us. .>-1ongkong Movie Awards,misalnya, menilai sebuah film yang balk juga dengan melihat respon pasar. Jadi film-film sidestream yang memang jarang yang menonton, walaupun berkualitas sebagus apapun akan kalah oleh film yang biasabiasa saja namun meledak di pasaran. Namun festival-festival film di berbagai negara tidak melihat angka penjualan sama sekali, mereka hanya melihat kualitas film. Banyak film sidestream Hong Kong dan Cina yang menang di berbagai festival seperti Raise The Red Lantern, Hew, Crouching Tiger Hidden Dragoon mendapat penghargaan di berbagai film festival.

Referensi :
Film : -Website : www.imdb.com
Bullet In The Head
Crouching Tiger Hidden Dragon
Days Of Being Wild
Going Home (Three)
Goodbye Mr. Cool
Hard Boiled
Hero
Tnfr M. a! Affairs
Once Upon a Time In China
Raise The Red Lantern
The Emperor and The Assassin
The Road Home
Time and Tide
Nib: Film-film yang disebutkan di atas memang tidak dibahas semua tetapi
inenjadi referensi penulis dalarn menulis esai ini.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home